Waspada! Indonesia Masuk 3 Besar Target Serangan Siber Global Keuangan
Sebuah laporan terbaru dari SOCRadar yang diterbitkan Mei 2025 mengungkapkan bahwa sektor keuangan menjadi sasaran utama serangan siber, khususnya serangan ransomware.
Dari data yang ditampilkan, Indonesia menempati posisi ketiga dengan 5,8% dari total serangan ransomware global, setelah Amerika Serikat (60,47%) dan Inggris (10,5%). Setelah Indonesia, India (4,7%) dan UAE (2,3%).
Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin rentan terhadap serangan siber yang kompleks, terutama terhadap institusi keuangan yang kini semakin tergantung pada sistem digital dan layanan perbankan daring.
Baca Juga: Intrusion Detection System (IDS), Investasi Strategis Antisipasi Serangan Siber
Ancaman Siber Menyerang Instansi Keuangan Global
Source: pixabay/tumisu
Ransomware tetap menjadi salah satu jenis serangan paling disruptif di sektor keuangan. Laporan SOCRadar mencatat bahwa grup LockBit 3.0 masih mendominasi dengan 23,81% aktivitas ransomware, namun 63,10% serangan kini dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil, menciptakan lanskap ancaman yang lebih sulit diprediksi dan ditangani.
Selain itu, ditemukan tingginya eksposur data finansial di pasar gelap daring. Sebanyak 67,94% dari listing di dark web melibatkan data keuangan yang dicuri, termasuk 2,89 juta kredensial dan lebih dari 90.000 data kartu kredit yang telah bocor. Data ini menjadi komoditas utama dalam ekosistem kejahatan siber yang terus berkembang.
Selain negara-negara dalam daftar yang dilaporkan SOCRadar, institusi finansial di kawasan seperti Asia Selatan dan Amerika Latin juga mulai menjadi sasaran utama. Ini disebabkan oleh adopsi perbankan digital yang cepat namun tidak diiringi oleh sistem keamanan siber yang memadai, membuka celah bagi pelaku ancaman.
Hal ini diperparah dengan serangan penipuan berbasis phishing yang masih menjadi alat favorit para pelaku kejahatan siber. Mereka menyamar sebagai lembaga keuangan melalui situs palsu dan teknik deepfake untuk mencuri informasi sensitif nasabah. Lebih dari itu, 12,65% dari listing di dark web berkaitan dengan penjualan akses ilegal ke jaringan keuangan, yang memungkinkan terjadinya serangan dalam skala besar.
Baca Juga: 184 Juta Akun Bocor, Gelombang Ancaman Siber Semakin Nyata
Strategi Pencegahan atas Ancaman Serangan Siber
Temuan ini menjadi peringatan bagi para eksekutif dan pemimpin institusi keuangan untuk tidak menganggap remeh ancaman siber. Risiko bukan hanya pada kerugian finansial, tetapi juga menyangkut reputasi dan kepercayaan publik.
Pelatihan skenario "NETWORK SECURITY MONITORING", "RANSOMWARE RAMPAGE", "PHISHING COUNTERMEASURES", dan ratusan skenario lainnya oleh VELSICURO-CYBER RANGES™ siap membantu Anda meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menangani serangan siber, terutama dalam bidang sektor keuangan.
Mengapa harus VELSICURO-CYBER RANGES™?
✔️ Hands-on Simulation atau latihan langsung dengan skenario serangan dunia nyata
✔️ Cyberdrill yang terstruktur dan intensif
✔️ Memiliki 900+ skenario ancaman siber
✔️ Bimbingan pakar tersertifikasi
Gabung Sekarang – Investasi Tepat untuk Keamanan Jangka Panjang!
IT'S TIME!!
INDONESIA PRIDE!!
"Merah Putih" CYBER DEFENDER
SEE THE DIFFERENT, EXPECT THE BEST!!
TINGKATKAN KEMAMPUAN CYBER ANDA!
Mari bersama VELSICURO-CYBER RANGES™, kita wujudkan Generasi Emas Indonesia di era digital!
Hubungi VelSicuro hari ini:
🌐 www.cyberranges.velsicuro.com
✉️ hub@velsicuro.co.id
☎️ 0878 9090 8898