Waspada! Ini Dia 10 Negara Markas Para Hacker Paling Berbahaya di Dunia

Waspada! Ini Dia 10 Negara Markas Para Hacker Paling Berbahaya di Dunia

Waspada! Ini Dia 10 Negara Markas Para Hacker Paling Berbahaya di Dunia

Di era di mana internet merajai, kemajuan digital datang seiring dengan bayang-bayang ancaman serius. Meskipun situs web dilengkapi dengan sistem keamanan paling mutakhir, gelombang serangan siber terus meningkat. Para peretas licik ini memanfaatkan celah kecil untuk mencuri data sensitif, melumpuhkan sistem, dan bahkan membuat layanan publik lumpuh total.

Berangkat dari data Craw Security, inilah daftar 10 negara yang menjadi markas para peretas paling berbahaya di dunia, lengkap dengan persentase serangan siber yang mereka lakukan.

1. China : Raja Serangan Siber (41%)

Tak heran, China menempati puncak daftar ini. Negara Tirai Bambu menyumbang nyaris setengah dari seluruh serangan siber global. Banyak pihak percaya bahwa kelompok peretas di sini memiliki hubungan erat dengan militer, dengan target utama mereka adalah sistem layanan publik dan perusahaan teknologi global.

2. Amerika Serikat: Otak di Balik Layar (10%)

Amerika Serikat, dengan kemampuan teknologi yang tak tertandingi, menyumbang 10% serangan siber global. Serangan legendaris seperti Stuxnet, yang berhasil melumpuhkan fasilitas nuklir Iran, menunjukkan betapa canggihnya operasi siber yang berasal dari AS.

3. Turki: Lonjakan Aktivitas (4,7%)

Aktivitas peretasan di Turki meningkat pesat dalam satu dekade terakhir. Sekitar 4,7% serangan global berasal dari negara ini, sebuah fenomena yang beriringan dengan pesatnya pertumbuhan teknologi di sana.

4. Rusia: Taktik Berprofil Tinggi (4,7%)

Rusia terkenal dengan operasi siber yang berani dan menjadi sorotan dunia, termasuk dugaan peretasan pemilu AS dan serangan terhadap raksasa teknologi seperti Google dan Facebook. Data menunjukkan 4,7% serangan siber global berasal dari negara ini.

5. Taiwan: Kekuatan Terorganisir (3,7%)

Meski negara kecil, Taiwan tak bisa diremehkan. Negara ini menyumbang 3,7% serangan siber dunia. Kelompok peretas di Taiwan dikenal sangat terorganisir dan sering menargetkan individu serta perusahaan multinasional.

6. Brasil: Serangan Finansial (3,3%)

Brasil menjadi sorotan sejak Piala Dunia 2014, dengan 3,3% serangan siber global berasal dari negara ini, mayoritasnya menargetkan sistem pembayaran dan transaksi online di Amerika Selatan.

7. Rumania: Kota Para Peretas (3,3%)

Wilayah Ramnicu Valcea di Rumania dijuluki "kota hacker." Negara ini menyumbang 3,3% insiden peretasan global, dengan fokus utama pada sektor finansial dan e-commerce.

8. India: Populasi Jadi Celah (2,3%)

Dengan populasi pengguna internet yang masif, India menyumbang 2,3% serangan siber. Tingginya kasus di sini salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran keamanan digital.

9. Italia: Para Gembong (1,6%)

Italia menyumbang 1,6% kejahatan siber dunia. Beberapa peretas ternama dari Italia pernah membuat geger dengan serangan mereka terhadap situs resmi internasional.

10. Hongaria: Ancaman yang Terus Meningkat (1,4%)

Hongaria tercatat menyumbang 1,4% serangan siber. Meskipun angkanya relatif kecil, persentase ini diprediksi akan terus naik seiring lemahnya upaya pencegahan pemerintah.

  • Mengapa Pengguna Internet Terbanyak Berisiko Tinggi?

Fakta menariknya, tingginya jumlah pengguna internet berkorelasi langsung dengan risiko serangan siber. Negara dengan populasi online terbanyak, seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, menjadi ladang subur bagi para peretas.

  • Pertahanan Terbaik: Menguasai Keamanan Siber

Di tengah ancaman yang kian nyata, keamanan siber bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan. Melalui pelatihan yang tepat, Anda bisa mempelajari cara melindungi data, sistem, dan jaringan dari serangan. Keahlian ini tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga membuka peluang karir yang luas di berbagai industri yang memprioritaskan keamanan informasi.

FAQ: 

1. Siapa Juara Dunia Serangan Siber?

Berdasarkan data yang ada, gelar ini jatuh kepada Tiongkok. Negara ini bertanggung jawab atas sekitar 41% dari seluruh serangan siber yang terjadi di dunia.

2. Apakah Jumlah Pengguna Internet Berpengaruh terhadap Kejahatan Siber?

Ya, sangat berpengaruh. Semakin banyak pengguna internet di suatu negara, semakin luas pula "arena bermain" bagi para peretas. Dengan populasi digital yang besar, peluang untuk mengeksploitasi celah keamanan juga meningkat drastis.

3. Apakah Semua Hacker Berbahaya dan Ilegal?

Ternyata tidak. Istilah "hacker" tidak selalu identik dengan kejahatan. Ada juga yang disebut hacker etis (ethical hacker), yaitu para ahli keamanan siber yang bekerja untuk menemukan dan memperbaiki celah keamanan pada suatu sistem sebelum dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

4. Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Ancaman Hacker?

Anda bisa melindungi diri dengan beberapa langkah sederhana namun efektif:

  • Gunakan Autentikasi Ganda (MFA): Ini menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun Anda.

  • Perbarui Sistem Secara Rutin: Pembaruan seringkali berisi perbaikan keamanan yang vital.

  • Waspada Terhadap Tautan Mencurigakan: Jangan pernah mengklik tautan atau lampiran dari sumber yang tidak dikenal.

5. Mengapa Indonesia Tidak Termasuk dalam Daftar 10 Negara Hacker Teratas?

Meskipun Indonesia memiliki populasi pengguna internet yang sangat besar, tingkat serangan siber yang berasal dari dalam negeri relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di daftar tersebut. Ini tidak berarti Indonesia bebas dari peretasan, namun berdasarkan data yang ada, kontribusi serangan dari Indonesia tidak sebesar negara-negara lain di daftar tersebut.

Sumber:https://www.merdeka.com/